7 Strategi Pemasaran Ini Efektif Gaet Konsumen Milenial

Setiap pelaku bisnis harus mengetahui strategi pemasaran produk agar usaha yang dijalankan bisa berkembang dengan baik dan pesat. Dalam hal ini perlu disadari pula, bahwa pada masa sekarang, sebagian besar konsumen adalah generasi milenial. Apabila berhasil membidik segmen ini, maka kemungkinan untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis menjadi lebih besar.

Sekilas Tentang Generasi Milenial

Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000. Generasi ini memiliki karakter khusus, bersifat sangat konsumtif. Karakter semacam inilah yang dapat dijadikan sebagai satu peluang besar untuk menggaet dan mencari pangsa pasar yang lebih luas. Apalagi mengingat generasi ini sering mengikuti berbagai macam hal yang sedang menjadi tren.

Karakter lain yang dimiliki generasi milenial, yaitu mereka sangat sadar akan arti penting teknologi dan mempunyai pola pikir yang lebih luas sekaligus terbuka. Di luar itu, mereka juga sangat haus dengan informasi, namun pada sisi yang lain kurang suka terhadap hal-hal yang bersifat birokratis. Mereka justru lebih menyenangi produk dengan nilai otentik tinggi.

Karena itu, setiap pebisnis yang ingin menjadikan generasi milenial sebagai pangsa pasar utama, harus mampu menjalankan sistem pemasaran produk yang tepat untuk mereka. Selain itu perlu disadari pula, generasi milenial itu mempunyai pengaruh yang sangat besar atas tren yang sedang berkembang, bahkan dapat menciptakan suatu tren baru.

Sebagai generasi dengan pola pikir yang lebih modern, milenial lebih tertarik memberi perhatian secara singkat atas suatu hal. Misalnya konten promosi yang ditawarkan bagi mereka. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan besar bagi pebisnis khususnya praktisi pemasaran untuk menciptakan suatu strategi pemasaran secara lebih tepat dan efisien.

Beberapa Tips Penting Yang Bisa Dijalankan Oleh Pebisnis

Setiap pebisnis atau perusahan perlu mengetahui gaya hidup beserta selera target pasar. Misalnya bagaimana target pasar tersebut dalam melakukan interaksi dan menjalankan transaksi pembelian. Strategi untuk meraih pangsa pasar harus direncanakan sematang mungkin, agar bisa berhasil dan sukses menggaet pangsa pasar, terutama generasi milenial.

1. Meningkatkan Citra Brand Perusahaan

Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi milenial sangat paham perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi. Meski bersifat sangat konsumtif, namun mereka selalu melakukan berbagai pertimbangan lebih dahulu sebelum bikin keputusan untuk membeli suatu produk. Salah satu hal terpenting yang selalu menjadi bahan pertimbangan adalah citra perusahaan.

Generasi milenial selalu mencari informasi lengkap dan ulasan terkait dengan produk yang ingin dibeli. Bahkan tidak sedikit pula yang bertanya-tanya kepada teman atau saudara yang sebelumnya pernah menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa tips pemasaran terpenting yang harus dilakukan oleh pebisnis adalah menjalankan teknik promosi dari mulut ke mulut atau mout by mouth. Langkah ini memiliki pengaruh besar untuk meningkatkan kepercayaan brand produk dan citra perusahaan pada generasi milenial. Jika berhasil mendapatkan kepercayaan tinggi, produk tersebut bisa menjadi lebih mudah ditawarkan pada mereka.

2. Menentukan Kelompok Sosial Untuk Dijadikan Target Pasar

Meski menjadikan generasi milenial sebagai pangsa pasar utama, tetapi pebisnis tidak boleh mempraktikan teknik pemasaran produk dimana pangsa pasarnya didasarkan atas rentang usia tertentu. Pada masa sekarang, teknik seperti ini kurang tepat dijalankan dan harus dirubah dengan cara menentukan pangsa pasar sesuai kelompok sosial di masyarakat.

Contoh mudahnya antara lain penggemar kegiatan wisata atau traveling, pecinta kuliner, olahraga, pecinta fashion dan lainnya. Melalui penetapan target yang disesuaikan dengan kelompok sosial seperti ini, strategi pemasaran akan menjadi lebih mudah dijalankan dan dikembangkan, karena punya sifat yang lebih mengerucut.

3. Menggunakan Metode Cashless

Kemajuan teknologi telah merambah dalam berbagai bidang, termasuk metode pembayaran untuk transaksi jual beli suatu produk. Penggunaan uang tunai mulai berkurang dan banyak sekali kaum milenial yang lebih senang menggunakan metode pembayaran secara cashless. Terlebih lagi saat ini makin banyak tercipta sistem transaksi jual beli yang dilakukan secara online, sehingga sistem pembayarannya tidak dilakukan dengan tunai.

Intinya. setiap pelaku usaha lebih disarankan untuk menerapkan tips pemasaran yang ketiga yaitu menyediakan fasilitas pembayaran melalui sistem online dan cashless. Generasi milenial memiliki pandangan bahwa sistem ini jauh lebih praktis dibanding pembayaran secara cash atau tunai.

4. Menghindari Metode Hard Selling

Pola pikir yang bersifat analistis dan kritis yang dipunyai oleh generasi milenial dalam memberi nilai suatu hal juga tetap berlaku saat mereka mendapat penawaran barang dan menyaksikan iklan. Generasi suka kebebasan bahkan tidak menyukai adanya perintah. Sehingga pebisnis harus lebih berhati-hati ketika menerapkan strategi pemasaran melalui suatu konten.

Hindari kata-kata dan kalimat bernada permintaan pada mereka agar segera membeli suatu produk. Apabila metode ini dilakukan, generasi milenial justru akan menghindarinya. Langkah terbaiknya adalah, buatlah konten yang dapat membuat emosi mereka jadi terlibat. Sehingga calon konsumen tersebut bisa menyadari keuntungan yang didapat setelah memakai produk yang ditawarkan. Cara semacam ini dinamakan sebagai strategi soft selling yang merupakan kebalikan dari hard selling.

5. Melibatkan Influencer

Sebagaimana yang sudah dijelaskan, generasi milenial mudah sekali menerima rekomendasi dan informasi dari orang-orang terdekatnya. Sehubungan dengan hal ini, media sosial dapat dijadikan sebagai sarana untuk memasarkan produk melalui para influencer, khususnya yang telah memiliki follower dalam jumlah yang banyak.

Influencer ini dapat dijadikan mitra untuk memasarkan suatu produk. Pilih influencer yang tidak saja memiliki banyak follower, namun juga sesuai dengan pangsa pasar yang ingin diraih. Sebagai contohnya, influencer yang sering mengulas tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan kuliner tentu saja lebih cocok untuk dijadikan media untuk memasarkan produk makanan, rumah makan dan sebagainya.

6. Komunikasi Dua Arah

Selama ini banyak pebisnis yang tidak menyadari jika teknik pemasaran produk yang dilakukan secara satu arah saja sangat tidak tepat diterapkan pada generasi milenial. Generasi ini harus selalu dilibatkan dalam memberikan penilaian suatu produk, sehingga terjalin komunikasi yang sifatnya dua arah. Jika hubungan komunikasi ini bisa terjalin dengan baik, mereka akan menjadi pelanggan setia yang selalu membeli setiap ada penawaran produk baru.

Pebisnis harus rajin memperhatikan secara seksama, bagaimana reaksi konsumen ketika berbicara atau mengemukakan pendapat atas produk yang mereka gunakan di media sosial. Jika komentar tersebut bernada positif, segera kasih pujian dan ucapan terimakasih. Sebaliknya apabila bernada negatif, jangan langsung marah namun mintalah saran terbaik dari mereka.

7. Rajin Memberi Reward

Generasi milenial sangat menggemari dan sering mencari berbagai peluang atau kesempatan untuk memperoleh reward. Berdasarkan hal inilah pelaku usaha harus sering memakai media sosial agar dapat membagi-bagikan reward kepada mereka. Misalnya memberi hadiah khusus bagi pelanggan yang sering membeli produk dalam jumlah besar dan sebagainya.

Selain itu kasih syarat, untuk mendapatkan reward tersebut harus bergabung dalam media sosial yang dikelola oleh pebisnis. Sedangkan reward-nya sendiri bisa berupa potongan harga dan diskon, voucher, produk terbaru secara gratis dan masih banyak lagi.

Itulah beberapa tips pemasaran terbaik yang bisa dilakukan oleh pebisnis untuk mengaet generasi milenial sebagai pangsa pasar utama. Apabila ada yang kurang jelas dan mempunyai pendapat lain terkait dengan ulasan diatas, dapat didiskusikan bersama melalui kolom komentar di bawah.

2 Komentar

  1. Sebelumnya trimakasih banyak,karena artikel ini menambah pengetahuan saya..tapi saya masih blm paham dengan pernyataan “hindari kata-kata dan kalimat bernada permintaan pada mereka agar segera membeli suatu produk” bisakah diberi contoh seperti apakah kata-kata dan kalimat bernada permintaan itu?

    Balas
  2. Boleh dibantu,
    Kata kata yang bernada permintaan bisa kita ambil contoh dari promo yang memiliki jangka waktu tertentu, sehingga mengharuskan konsumen untuk membeli produk dengan waktu yang diberikan” kesan ini terlihat memaksa dan mengharapkan konsumen untuk membeli produk
    Sementara untuk soft selling sendiri bersifat persuasif, halus , dan mengajak konsumen untuk tetap membeli produk dalam jangka panjang. Untuk promo ini bisa di lakukan dengan cara membuat membership, dan memberikan reward kepada konsumen setelah bergabung menjadi member.
    Ini lebih cenderung bersifat “ajakan”

    Balas

Tinggalkan komentar