Bukan Salah Harga Kemasan Kopi Bubuk, Justru 7 Hal Ini yang Bikin Kopimu Tidak Enak

Banyak yang berpikir bahwa harga kemasan kopi bubuk berpengaruh terhadap citarasa kopi tersebut. Anggapan tersebut tidak mutlak keliru, tetapi harga kemasan tak selamanya bisa jadi acuan kita dalam memilih kopi terbaik. Pada kenyataannya ada kopi bubuk yang harganya tidak terlalu mahal tapi rasa dan aromanya sungguh istimewa, bahkan tak kalah dari kopi di gerai-gerai ternama.

Terkadang, produsen memilih harga kemasan kopi bubuk yang murah semata-mata untuk menekan biaya produksi. Produsen merampingkan beberapa hal yang mereka anggap tidak terlalu esensial. Salah satunya mengenai desain kemasan produk. Bila kemasannya terlalu mewah, besar pula biaya yang mesti mereka gelontorkan. Alhasil harga kopi bubuk tersebut jadi mahal dan tak terjangkau oleh daya beli semua konsumen.

7 Hal yang Bikin Kopi Jadi Tidak Enak

Atas alasan tersebut, sebagian produsen sengaja mengemas kopi mereka dengan kemasan biasa-biasa saja. Terpenting kedap udara dan kualitas kopinya unggul. Jadi, jangan sampai terkecoh oleh harga kemasan kopi bubuk. Bisa jadi harganya murah tapi kualitasnya belum tentu murahan.

Lantas kalau bukan karena harga kemasan kopi bubuk, apa yang menyebabkan kopi jadi kurang sedap ketika disajikan?

Ternyata ada beberapa perlakuan salah yang dapat membuat citarasa kopi bubuk kita kurang maksimal. Parahnya, kesalahan tersebut tak terpikirkan oleh kita saat menyajikan kopi sehingga terjadi berulang-ulang. Nah, supaya kopimu jadi lebih nikmat, jangan sampai kamu melakukan kesalahan-kesalahan seperti berikut ya:

1. Membeli Bubuk Kopi Curah  

Beberapa toko menjual kopi bubuk dengan sistem curah. Biji kopi yang sudah digiling ditempatkan pada sebuah wadah besar yang dapat dibuka-tutup kapan saja. Penjual menakar dan mengemas kopi hanya berdasarkan permintaan konsumen.

Kopi bubuk curah memang relatif lebih murah ketimbang kopi bubuk kemasan pabrik. Namun dari sisi kesegaran jelas kalah dari kopi kemasan bersegel sebab sistem pengemasan kopi curah buruk.

Dalam sebuah wadah besar memuat kopi bubuk dalam jumlah banyak dan tersimpan berminggu-minggu di toko. Lantaran sering buka-tutup, udara pun sangat mudah sekali masuk. Padahal hal itu bisa membuat kopi teroksidasi dan menjadi pangkal penyebab kerusakan mutu pada kopi itu sendiri. Dampaknya akan berpengaruh pada aroma dan rasa kopi tersebut ketika kita seduh.

Aromanya memang tidak sepenuhnya hilang. Namun bila kita menyeduh kopi bubuk curah dan kopi bubuk kemasan (dengan jenis biji kopi yang sama) pada cangkir yang berbeda dan dalam waktu bersamaan, kita bisa menemukan perbedaan aroma dan rasa yang cukup signifikan antara keduanya.

2. Terlalu Mengandalkan Kopi Instant

Kopi bubuk instant memang tidak membutuhkan effort besar untuk menyajikannya. Tinggal menuangkan air panas sesuai takaran tertentu dan menambahkan bahan lain jika suka seperti gula, susu, atau creamer. Bahkan melihat kebiasaan kaum modern yang anti ribet, produsen memproduksi kopi kemasan yang sudah beserta gula, creamer, atau susu bubuk di dalamnya.

Bagi penikmat kopi garis keras, sajian kopi semurni itu tidak bakal berkesan lama di lidah. Jika kita menginginkan kopi senikmat di gerai ternama, maka kita harus bersedia repot sedikit. Caranya dengan membeli kopi yang masih dalam bentuk utuh lalu menggilingnya sendiri sesuai kebutuhan.

Ada 5 level untuk kopi giling yaitu kasar (coarse), medium, halus, ekstra halus, dan espresso. Teknik penyajian dari hasil 5 level giling tersebut berbeda-beda, begitu pun dengan citra rasa yang akan terbentuk.

Khusus kopi giling kasar paling tepat untuk sistem penyajian menggunakan French press. Sedangkan untuk penyajian standar seperti yang biasa kita konsumsi sehari-hari paling pas menggunakan kopi giling medium. Lain lagi dengan kopi halus atau ekstra halus, teknik penyajiannya membutuhkan teko khusus seperti teko eropa.

Bagaimana jika tidak punya penggiling kopi? Apakah masih memungkinkan bila ingin menyajikan kopi dengan citarasa istimewa?

Tentu bisa. Beberapa toko kopi menyediakan produk berupa kopi utuh dan mesin penggiling. Belilah secukupnya dan mintalah mereka untuk menggilingkannya saat itu juga. Selanjutnya kamu akan membawa pulang kopi bubuk yang fresh daripada kopi-kopi kemasan pabrik. Silakan bandingkan sendiri bagaimana nikmatnya kopi yang bau digiling dengan kopi yang tersimpan lama.

3. Alat Giling Tidak Kompatibel

Lebih bagus lagi jika kamu memiliki alat penggiling kopi sendiri di rumah. Jadi bisa menghasilkan kopi bubuk yang benar-benar terjamin kesegarannya saat itu. Tinggal atur sendiri seberapa banyak bubuk kopi yang dibutuhkan tanpa harus menyimpannya kembali untuk pemakaian berikutnya. Bagaimanapun, kopi giling pada hari yang sama untuk kamu sajikan akan akan menghasilkan rasa yang lebih nikmat dan aroma yang lebih kuat.

Namun, periksa juga kualitas alat giling yang akan kamu gunakan. Tidak semua alat penggiling kopi kompatibel dengan hasil akhir yang kita. Blade grinder misalnya. Alat penggiling kopi jenis ini tidak bisa mengontrol tingkat kehalusan kopi sehingga partikelnya tidak seragam. Ada yang kasar, ada pula yang sangat halus sekali.

Sebaiknya gunakan burr grinder handy untuk mendapatkan bubuk kopi dengan tingkat kehalusan yang dapat kamu kontrol sendiri. Harganya memang sedikit mahal, tetapi tidak sampai bikin kamu bangkrut ketika membelinya.  

4. Menggunakan Biji Kopi yang Berbanding Terbalik dengan Selera

Kesalahan kecil, tapi berdampak pada kualitas kopi seduhannya adalah salah memilih jenis biji kopi. Penikmat kopi sejati tentu tahu membedakan antara rasa biji kopi arabika dengan robusta, tapi tidak dengan mereka yang baru jadi penikmat kopi. Seringkali harga kopi bubuk yang dipermasalahkan, padahal letak kesalahannya ada pada biji kopi yang digunakan.

Bila menyukai taste yang lembut, sedikit kecut, dan beraroma segar, pilihlah biji kopi arabika. Tapi, jika kamu menyukai rasa yang agak pahit dengan aroma yang lebih kuat, robustalah jodoh lidahmu.

5. Sembarang Menakar Air

Ini juga kesalahan yang paling sering terjadi. Untuk menghasilkan secangkir kopi yang nikmat memerlukan takaran air yang pas. Bila tidak sebanding hasil kopimu bukan hanya encer, tapi juga kurang legit. Idealnya 1 gram kopi bubuk takaran airnya 10 ml.

6. Menggunakan Air yang Terlalu Panas

Semua kandungan kopi akan bekerja begitu terkena panas. Wanginya akan menguar dan menggoda selera. Tapi perlu kamu ketahui bahwa menyeduh kopi dengan air yang terlalu panas juga bukanlah cara yang tepat. Rasa kopi akan lebur begitu saja bila kamu menggunakan air bersuhu 1000 Celcius. Untuk hasil terbaik, tunggulah suhu air turun sekira 5 derajat terlebih dahulu baru kemudian kamu seduh kopinya.

7. Tidak Menggunakan Cangkir yang Tepat

Bahkan untuk cangkir saja pun bisa jadi masalah pelik ketika menyeduh kopi. Segala kebaikan kopi dapat kamu raih manakala cangkirnya tepat. Gunakan cangkir 200 ml dengan sisi yang tebal. 200 ml adalah takaran minuman kopi yang paling ideal untuk satu sesi. Sisi yang tebal berguna agar suhu panas kopi tetap terjaga sembari mengekstraksi kopi secara perlahan.

Begitulah kesalahan-kesalahan kecil yang luput dari kesadaran kita sebagai penikmat atau penyaji kopi. Jelas bahwa harga kemasan kopi bubuk murah atau malah tak bisa jadi pedoman ketika kita mengharapkan secangkir kopi yang nikmat. Bagaimanapun perlakuan kita terhadap kopi menentukan bagaimana hasil seduhan kita nanti.

Nah, buat para pebisnis kopi yang belum tau kemasan kopi seperti apa yang cocok buat produk kalian, saatnya kalian cari tahu aneka macam kemasan kopi bubuk atau biji kopi di katalog produk Dikemas.com. Dari mulai kemasan sachet kopi, kemasan standing pouch kopi, sampai kemasan kopi dengan valve bisa kamu dapatkan disini! Selamat mencoba.

1 Komentar

  1. Jadi, pemilihan kemasan harus mempertimbangkan banyak hal ya, apalagi kalau buat UMKM, mengatur harga nya bakalan susah ..kalau harus pakai kemasan yang mahal

    Balas

Tinggalkan komentar