Ini Ukuran Kemasan Kopi Sachet yang Ideal untuk Penyimpanan Lama!

Kopi termasuk komoditas penting di Indonesia. Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, kita sering mengekspor kopi ke berbagai belahan dunia. Baik dalam bentuk biji maupun bubuk dalam ukuran kemasan kopi sachet yang berbeda-beda.

Kopi sachet memang terasa lebih praktis untuk pengiriman jarak jauh atau penyimpanan yang membutuhkan waktu lama. Tersedianya berbagai ukuran kemasan kopi sachet memungkinkan kita menyusun kopi-kopi tersebut lebih rapi dalam satu peti kemas untuk dikirim ke berbagai kota bahkan luar negeri. Lagipula sebagian besar penikmat kopi biasanya lebih suka mengonsumsi kopi sachet ketimbang kopi kiloan.

Alasan Orang Suka Mengonsumsi Kopi Sachet   

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi orang lebih memilih kemasan kopi sachet daripada menggiling kopi sendiri, antara lain karena:

  • Teknik penyajiannya praktis.
    Sebuah alasan yang sangat masuk akal sebab dengan menggunakan kopi sachet kita tidak memerlukan peralatan tambahan apapun lagi selain cangkir. Tinggal menuangkan isi kopi sachet tersebut ke dalam cangkir lalu menyeduhnya dengan air panas, kita sudah bisa menikmati secangkir kopi panas yang nikmat. Bahkan, beberapa kopi sachet instant turut memuat bahan-bahan tambahan lainnya seperti creamer dan gula.
  • Ekonomis karena bisa beli eceran.
    Ukuran kemasan kopi sachet yang beragam memang menguntungkan bagi sebagian orang yang tidak terlalu candu pada kopi tapi sesekali butuh atau menginginkannya. Jadi mereka bisa membeli dalam ukuran satu kali minum dan harganya relatif lebih murah. Tidak demikian halnya dengan kopi kiloan. Walaupun kita bisa membeli dengan sistem curah, namun rata-rata menjual dengan berat terendah 100 gram. 100 gram kopi bisa untuk beberapa kali pemakaian. Jadi sisanya harus kita salin ulang ke wadah lain dan lama-kelamaan kualitas kopinya pun akan menurun.
  • Kemasan Aman dan Tahan Lama.
    Umumnya kopi sachet yang beredar di pasaran saat ini telah mengikuti standar pengemasan yang layak. Baik dari bahan serta sistem penyegelan sangat diperhatikan demi menjaga kualitas kopi agar bisa bertahan lama dan tak mudah bocor.

Jenis-jenis Ukuran Kemasan Kopi Sachet

Menyadari bahwa tingkat kebutuhan tiap orang terhadap kopi berbeda-beda. Maka dari itu, produsen pun menyediakan 2 ukuran kemasan kopi sachet yang dapat dengan mudah kita temukan di warung atau swalayan-swalayan.  

  • Kemasan kopi sachet renceng.
    Kemasan sachet seperti ini paling rame peminatnya karena bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi atau warung/café kopi. Tiap sachet memuat kopi sekitar 25-27 gr. Untuk ukuran segitu cukup untuk satu kali minum dengan takaran saji 200-250 ml air panas.
  • Kemasan kopi sachet kantong atau bantal.
    Kemasan sachet juga tersedia dalam ukuran yang lebih besar dan muatan yang lebih banyak. Umumnya dikemas dalam ukuran 100 gram-500 gram. Sangat cocok bila kita ingin menyajikan beberapa kopi cangkir sekaligus atau sekadar ingin menjadikannya stock di rumah.

Mana yang Lebih Tahan Lama, Kemasan Sachet Renteng atau Sachet Bantal?

Perihal mana ukuran kemasan kopi sachet yang ideal untuk penyimpanan lama, tentu saja pilihannya jatuh pada kemasan renceng. Sebab, sifatnya hanya satu kali pakai dan penyesuaiannya dengan kebutuhan lebih fleksibel. Misal harus menyediakan 3 cangkir kopi, maka hanya 3 sachet kopi yang perlu kita buka.

Kemasan sachet dengan muatan 100 gram ke atas cenderung mudah rusak apabila tersimpan lama setelah dibuka. Apalagi jika kita tidak mengemasnya kembali dengan hati-hati setelah pemakaian. Kopi akan terkena paparan oksigen yang mengakibatkannya teroksidasi. Kalau sudah begitu citarasa kopi akan menurun. Aroma kopinya jauh berkurang. Bahkan, yang lebih parah lagi teksturnya jadi menggumpal karena lembab.

Kopi sachet kemasan 100 gram ke atas juga tidak terlalu aman bila disimpan lama dalam posisi bertumpuk. Terlebih bila sistem penyegelannya tidak menggunakan sistem one way valve. Kopi sachet telah melewati proses roasting sebelumnya dan itu menyebabkan kopi mengeluarkan karbondioksida walau sudah dikemas sekalipun.

Bila kemasan tidak disertai dengan sistem one way valve (katup putaran satu arah) maka zat CO2 tersebut akan terkumpul secara perlahan-lahan sampai akhirnya kemasan menggelembung. Semakin banyak kopinya, tentu semakin besar pula karbondioksida yang terjebak di dalam kemasan.

Itulah mengapa terkadang penjual menusuk kemasan dengan jarum agar tercipta jalur bagi CO2 untuk keluar dan kemasan tetap rata. Namun ini bukan tindakan yang tepat untuk menjaga kualitas kopi. Sebab, lewat lubang yang sama pula oksigen dapat menembus ke dalam kemasan dan merusak kualitas kopi itu sendiri.

So, kalau kita bermaksud menyetok kopi dalam jumlah besar atau melakukan pengiriman jarak jauh, pilihlah kopi dalam kemasan renceng ukuran 1x minum. Kualitas kopi akan lebih terjaga dalam waktu lama apabila kemasannya tidak sering dibuka-tutup.

Batas Maksimal Mengonsumsi Kopi Sachet

Belum afdol rasanya memulai hari tanpa secangkir kopi. Setidaknya begitu yang dirasakan oleh sebagian orang menganggap ngopi sebagai sebuah ritual harian. Dalam porsi yang tepat, kopi memang membawa sejumlah manfaat untuk tubuh. Membuat kita lebih bersemangat dan fokus menjalankan berbagai aktivitas. Tetapi, mengonsumsi kopi tanpa kontrol justru akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Merujuk pada jurnal terbitan Mayo Clinic Proceedings, batas maksimal tubuh rata-rata orang dewasa menerima kafein hanya sebesar 400 mg/hari atau setara dengan 3-4 cangkir kopi saja. Lebih daripada berisiko buruk terhadap kesehatan hingga meningkatkan risiko kematian sebanyak 56%.

Selain itu jenis biji kopi juga mempengaruhi seberapa banyak kita dapat mengonsumsi kopi setiap hari. Kopi robusta memiliki rasa yang lebih strong daripada arabika lantaran kandungan kafeinnya lebih tinggi.

Efek yang timbul setelah mengonsumsi 2-3 cangkir robusta akan berbeda bila kita mengonsumsi arabika dalam porsi yang sama. Sebab itulah robusta tidak cocok dikonsumsi terlalu banyak/sering. Apalagi oleh mereka yang belum terbiasa minum kopi atau penyintas penyakit tertentu.

Kemasan Kopi Sachet Lebih Praktis!

Kehadiran kemasan kopi sachet membawa keuntungan tersendiri bagi penikmat kopi karena takaran per tiap sajinya telah tertera pada kemasan. Kita jadi tahu sudah sebanyak apa kita sudah mengonsumsi kopi dalam satu hari.

Memang dari segi citarasa dan aroma, kopi sachet kalah dari kopi yang baru digiling lalu diseduh ketika itu juga. Namun, terkadang ini merepotkan bagi mereka yang tak punya timbangan atau sendok takar. Alhasil hanya bisa mengira-ngira takarannya saja berdasarkan feeling bukan angka pasti.

Hal itu berpotensi menimbulkan masalah karena boleh jadi takaran kopi yang kita konsumsi telah melebihi ambang toleransi tubuh. Apalagi jika kita menambahkan bahan-bahan lain ke dalam secangkir kopi seperti gula, susu, atau creamer dalam takaran suka-suka. Efeknya bisa saja tidak timbul seketika itu juga, tapi lama-kelamaan bakal jadi masalah serius.

Nah, beruntunglah kita yang kini mudah mendapatkan ukuran kemasan kopi sachet sesuai kebutuhan. Tanpa perlu repot-repot lagi menggiling dan menimbang, kita bisa tetap menikmati secangkir kopi lezat dengan aman. Mari ngopi!

Tinggalkan komentar