Kemasan Plastik untuk Kopi Aman atau Berbahaya? Ini Jawabnya!

Memang benar kemasan plastik untuk kopi berpotensi mencemari lingkungan. Apalagi masyarakat Indonesia suka sekali mengonsumsi kopi kemasan sachet yang jelas-jelas berbahan plastik. Jika setengah saja dari jumlah total penduduk Indonesia mengonsumsi satu sachet kopi setiap hari, maka sampahnya akan terkumpul sebanyak ±138 juta bungkus kopi/hari.

Ini bisa jadi sesuatu yang membahayakan jika penanganannya tidak tepat. Sebab penguraian sampah plastik di dalam tanah membutuhkan waktu yang sangat lama. Seperti itulah kekhawatiran para aktivitis pecinta lingkungan terhadap kemasan plastik untuk kopi.

Namun, bukan berarti kopi dengan kemasan plastik harus hilang dari peredaran. Asal kita bersedia memanfaatkan kembali sampah plastik tersebut menjadi sebuah produk baru yang bernilai guna.

Di tangan para pengrajin, sampah kemasan plastik bekas kopi justru suatu yang berharga. Dengan skill yang mereka punya, sampah tersebut bisa mereka jadikan tas, celemek tahan air, cover sepatu, karpet, bunga hias, dompet, hiasan dinding, dan ragam benda lainnya. Praktik daur ulang sampah kemasan plastik kopi ini sarat manfaat.

Terbentuk sebuah circle yang saling menguntungkan antara produsen kopi kemasan, pengrajin, negara, hingga bumi. Produsen kopi kemasan untung karena produknya laris terjual. Semakin banyak sampah kemasannya, semakin mudah bagi pengrajin untuk mendapatkan bahan baku dan hasil jadinya bisa mereka jual.

Praktik jual-beli mempercepat terjadinya perputaran uang dan itu berdampak positif bagi negara. Bumi pun terlindungi dari bahaya yang ditimbulkan oleh limbah plastik kemasan.

So, bahaya atau tidaknya kemasan plastik kopi ini tidak bisa kita nilai dari satu sudut saja. Sebab seburuk-buruknya plastik, material satu ini tetap memiliki nilai manfaat tersendiri. Bahkan, keutamaannya terkadang belum bisa kita temukan pada material lain.

Kemasan Plastik Kopi yang Ideal

Penikmat kopi bukan cuma mencari rasa, tapi juga aroma. Sebagaimana rempah, kopi sebetulnya tidak bisa kedaluwarsa. Hanya saja seiring waktu kualitasnya akan menurun yang berisiko menganggu kepuasan kita ketika mengonsumsinya. Oleh karena itu menjaga aroma kopi dan usia penyimpanan (shelf life) adalah poin “sakral” yang mesti diindahkan oleh para pebisnis kopi agar produknya tetap berkualitas ketika sampai di tangan konsumen.

kemasan kopi stand pouch

Material dan teknik pengemasan berandil besar terhadap aroma dan ketahanan kopi. Kopi yang telah melewati proses pemanasan maupun penggilingan hingga menjadi bubuk perlu dikemas dengan benar agar tidak mengalami oksidasi. Bahan dasar kemasannya cukup beragam: kertas, plastik, kaleng, bahkan kain. Namun dari semua bahan tersebut, kemasan plastik secara valid lebih mampu menjaga kualitas kopi.

Kemasan plastik kopi umumnya memiliki laminasi khusus di bagian dalamnya yang berfungsi hebat menghalangi terjadinya permeasi molekul melalui kemasan. Sifatnya yang tahan air membuat kopi tidak mudah lembab atau bubuk menggumpal.

Kemasan kaleng nyaris mampu menyamakannya, tapi dari segi kepraktisan masih kalah karena bobot dan dimensinya lebih besar daripada kemasan plastik. Ini bisa menyulitkan dalam proses pengiriman atau ketika konsumen ingin membawa kopi bepergian.

Sementara kemasan kertas memang terbilang ramah untuk lingkungan. Dari segi bobot pun ringan. Namun kemasan kopi berbahan kertas kurang mumpuni menjaga kualitas aroma kopi karena molekul gas mudah keluar-masuk. Kelemahan kertas terhadap air juga berisiko membuat kopi lebih cepat lembab sehingga daya simpannya lebih singkat.

Jika Anda melihat kopi-kopi kekinian dikemas dalam wadah kertas atau kain, biasanya wadah tersebut menggunakan lapisan ganda di dalamnya yakni plastik.

Cara Mengemas Kopi Menggunakan Kemasan Plastik Kopi

Selain bahan kemasan, teknik pengemasan juga tak kalah penting. Kebersihan, muatan, dan kerapatan turut mempengaruhi kualitas kopi di dalamnya. Sedangkan desain kemasan, warna, dan logo merupakan bagian dari branding untuk mempengaruhi ketertarikan konsumen terhadap kopi yang kamu jual.

Bagaimana cara yang tepat mengemas kopi ke dalam kemasan plastik? Ini tahap-tahap yang benar.

1. Mempersiapkan Bahan dan Alat Kerja

Mulailah dengan mempersiapkan bahan-bahan beserta alat kerja terlebih dahulu. Pastikan semua yang kita perlukan berada di depan mata atau dekat dari jangkauan agar hasil kerja rapi, bersih, sekaligus hemat waktu dan tenaga. Adapun bahan dan alatnya, antara lain:

  • Produk kopi, bisa dalam bentuk biji kopi mentah, matang, atau bubuk. Tempatkan bahan ini pada wadah khusus agar nanti kita lebih mudah mengambil dan menakarnya.
  • Sendok atau sekop khusus untuk mengambil kopi.
  • Sarung tangan agar produk tetap higienis
  • Timbangan. Kamu bisa menggunakan timbangan jarum maupun digital asal kondisi alat ukur tersebut masih sehat.
  • Kemasan untuk produk yang akan dipasarkan.

2. Memasukkan dan Menakar Kopi ke dalam Kemasan

Setelah tahap pertama terpenuhi maka selanjutnya adalah proses memasukkan dan menakar kopi ke dalam kemasan. Sebelumnya kita tentu sudah tahu seberapa banyak kopi yang ingin dimasukkan dalam tiap-tiap kemasan.

Jadi kita tinggal menimbangnya agar isi tiap kemasan sama. Jangan lupa untuk menggunakan sendok/sekop khusus yang kering dan bersih saat memasukkan kopi agar kopi tidak terkontaminasi bakteri yang mengakibatkan kualitasnya menurun.

Mengenai perhitungan berat, isi kemasan hendaknya sama dengan berat yang tertulis di label. Misal di label kemasan tertera 100 gram, berarti konsumen harus benar-benar mendapatkan kopi seberat 100 gram di luar berat kemasan.

Ukuran kemasan plastik kopi cukup beragam. Umumnya berat terendah produk 20 gram dan terberat 250 gram. Ukuran seperti itulah yang biasanya paling banyak dibeli konsumen. Namun, usahakan menyiapkan kemasan yang ukurannya sedikit lebih besar dari isi. Ini berguna agar ada sedikit ruang yang tersisa agar memudahkan kita untuk membuka atau menutup kemasan. Kemasan kopi yang terlalu padat cenderung mudah tumpah ketika membukanya untuk pertama kali dan menutupnya kembali.

3. Menutup Rapat Kemasan Kopi

Setelah semua kemasan terisi kopi dalam jumlah yang tepat, maka segeralah menutup rapat kemasannya. Tahap ini mesti dikerjakan dengan cepat untuk menghindari terjadinya oksidasi.

Pastikan kemasan memiliki tutup yang sangat rapat agar tidak ada udara yang dapat masuk, panas menembus atau air merembes. Semua hal itu berpotensi besar merusak kualitas kopi baik dari segi tekstur, rasa, dan aroma. Sangat bagus jika kita menggunakan kemasan kedap udara atau memasukkan nitrogen ke dalamnya.

Bermacam sistem penguncian bisa kamu temukan pada kemasan berbahan plastik, yakni zipper lock, tintie, atau embedded dengan mesin sealer. Silakan pilih mana yang menurut kamu lebih praktis tapi tetap mampu menjaga kualitas kopi dalam jangka waktu lama.

4. Memasang Label

Ini tahap terakhir dari proses pengemasan kopi. Label merupakan bagian dari identitas produk Anda. Konsumen akan lebih mudah mengingat sebuah produk yang berlabel ketimbang tidak. Maka desainlah label kemasanmu semenarik mungkin. Selain dapat merangsang minat orang untuk membeli, sampah produkmu nanti bisa diolah jadi produk baru yang punya nilai guna.

Kesimpulannya, kemasan plastik kopi tidak selamanya berbahaya untuk lingkungan. Dengan pengolahan yang tepat, sampah kemasan kopi justru memberi keuntungan tersendiri untuk manusia dan alam semesta.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *