Kenapa Perlu Cantumkan Informasi Nilai Gizi di Produk?

Informasi nilai gizi adalah hal yang tidak pernah terlewat di setiap kemasan. Dalam PBPOM nomor 22 tahun 2019, informasi nilai gizi adalah daftar kandungan zat gizi dan non gizi pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan dijual sesuai dengan fomat yang dibakukan.

Tujuan dari pencantuman nilai gizi adalah agar masyarakat dapat memilih pangan olahan sesaui dengan kebutuhan gizi yang dicari. Kalau kamu mau melakukan klaim kandungan, maka hukumnya wajib mencantumkan informasi nilai gizi.

Namun perlu dipahami bahwa pencantuman nilai gizi tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada beberapa ketentuan yang harus produsen makanan/minuman penuhi. Sebelum masuk ke ketentuan di atas, yuk pahami manfaat mencantumkan nilai gizi untuk produkmu:

Keuntungan Cantumkan Informasi Nilai Gizi di Produk

Informasi nilai gizi tidak hanya membantu calon konsumen, tetapi juga produsen sendiri. Terutama jika makanan atau minuman yang dijual adalah produk yang diklaim organik. Yuk ketahui manfaatnya di bawah ini:

Menambah Kepercayaan Konsumen

Bagaimana mungkin nilai gizi bisa meningkatkan kepercayaan konsumen pada produkmu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan sudah naik. Artinya, banyak orang lebih waspada dengan produk yang akan dibeli.

Mencantumkan nilai gizi pada kemasan tentu akan memberikan kesempatan bagi konsumen untuk memilih produk sesuai kebutuhan. Selain itu, konsumen akan tahu bahan utama dan bahan tambahan apa yang ada dalam produkmu. Termasuk juga berapa persen kadar gizi di dalam makanan/minuman yang kamu jual.

Jika informasi ini diberikan secara lengkap, maka kamu bisa membuktikan bahwa produkmu juga punya segudang manfaat.

Informasi Nilai Gizi Sebagai Media Komunikasi

Kamu punya klaim bahwa makanan atau minuman yang dibuat menyehatkan? Tanpa bukti yang akurat, tentu sulit untuk meyakinkan konsumen. Nah, nilai gizi yang tertera dalam kemasan menjadi cara produsen mengkomunikasikan klaimnya bersama kepada pelanggan.

Kemasan secara keseluruhan adalah alat komunikasi produk. Tidak hanya berupa penambahan informasi nilai gizi, tapi juga dapat dilihat dalam penggunaan logo, slogan, pemilihan warna, hingga desain kemasan. Visualisasi hingga penempatan informasi yang pas adalah cara mempersuasi konsumen untuk membeli.

Memperluas Jaringan Pasar

Kenapa informasi nilai gizi bisa memperluas jaringan pasar? Merek produk besar biasanya tidak lupa menulis informasi penting ini. Hal ini dimaksudkan agar produk yang dijual sesuai dengan sasaran pembeli.

Retail-retail besar, dengan sasaran konsumen masyarakat menengah ke atas biasanya lebih teliti dalam memilih produk yang akan dijual. Misalnya untuk produk makanan dan minuman, pihak ritel akan cek kemasan, kandung bahan utama hingga bahan tambahan.

Jadi, kalau produkmu mencantumkan informasi nilai gizi, kesempatan untuk dilirik oleh ritel hingga supermarket modern akan lebih banyak banyak.

Ketentuan Pencantuman Nilai Gizi

Menurut balai pengawasan obat dan makanan, ada beberapa ketentuan yang perlu dipenuhi oleh pelaku usaha yang ingin mencantumkan informasi nilai gizi pada produk. Perlu diketahui, ING tidak perlu dincanmtukan untuk produk olahan berupa kopi bubuk, teh bubuk/serbuk, teh celup, air minum dalam kemasan, herba, rempah-rempah, bumbuh, dan kondimen (pelengkap pada makanan).

Konten ING

Tabel ING harus berisi informasi seperti berikut:

a. Takaran saji

b. Jumlah sajian per kemasan

c. Jenis dan jumlah kandung zat gizi

d. Jenis dan jumlah kandungan zat non gizi

e. Presentase angka kecukupan gizi

f. Catatan kaki

Zat gizi yang dimaksud di atas berupa:

a. energi total

b. lemak total

c. lemak jenih

d. protein

e. karbohidrat total

f. gula

g. garam (natrium).

Untuk mencantumkan ING, maka perhitungannya perlu dicantumkan per takaran saji.

Aturan Penerbitan ING

Tidak semua orang bisa begitu saja menerbitkan informasi nilai gizi, karena pencantumannya harus berdasarkan bukti yang akurat, bukan asumsi dari pemilik usaha saja. Oleh karena itu, hasil gizi dalam makanan atau minuman merupakan hasil analisis zat gizi dari laboratorium pemerintah dan/atau laboratorium lain yang terakreditasi.

ING tidak hanya berpengaruh untuk makanan/atau minuman dalam negeri. Produk luar negeri pun juga harus melewati proses yang sama. Maka setiap makanan atau minuman yang masuk harus memiliki ING yang diterbitkan oleh laboratorium dari negara asal yang telah terakreditasi oleh lembaga berwenang.

Alternatif lainnya adalah melalui lab dari negara asal yang mempunyai perjanjian saling pengakuan, baik dengan lembaga berwenang dan/atau lab terakreditasi di Indonesia sesuai dengan ketentaun peraturan perundang-undangan.

Selain itu, pangan olahan yang mencantumkan tabel ING dapat mencantumkan logo tertentu dengan tulisan “pilihan lebih sehat” pada bagian utama label. Produsen juga perlu mencermati ambang batas dan toleransi yang dibolehkan oleh BPOM. Termasuk juga aturan soal bahan tambahan pangan.

ING Untuk Usaha Mikro dan Kecil

Pada peraturan BPOM tahun 2019 nomor 22, usaha mikro dan kecil dengan ketentuan sebagai berikut:

a. usaha mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.

b. usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.0000 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp2.500.0000.

Dua kriteria di atas tidak diwajibkan untuk mencantumkan ING dalam produknya.

Nah, di atas adalah informasi awal apa yang dimaksud dengan informasi nilai gizi, termasuk juga penerapannya dalam produksi pangan olahan.

Tinggalkan komentar