Manfaat Sertifikasi HACCP Untuk Produk Naik Kelas!

Manfaat  Sertifikasi HACCP aslinya banyak banget lho! Banyak yang hanya berhenti pada izin edar saja. Padahal untuk meningkatkan program standar keamanan pangan, HACCP menjadi sangat penting.

Apalagi, manfaat HACCP adalah izin ini bisa dipakai di tingkat internasional. Beberapa kementerian terkait bahkan telah mendorong UMKM untuk menjajal pasar internasional. Kemenkop UKM bahkan memberikan fasilitas pembiayaan dan pembuatan HACCP.

Manfaat Sertifikasi HACCP

Agar semakin jelas, mari kita urai manfaat HACCP satu-persatu yuk!

Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Dengan standar sistem yang diakui secara internasional, tentu konsumen akan semakin percaya dengan produkmu. Konsumen yang dimaksud di sini bukan lagi taraf nasional, tapi hingga internasional.

Menaikkan Citra Produk

Citra sangat penting dalam marketing produk. Bahkan dengan citra yang baik, harga produk bisa dinaikkan juga. Untuk memunculkan sebagai ‘brand’ lokal yang mampu menembus pasar internasional, tentu tidak boleh ada keraguan soal sistem produksinya.

Meluaskan jaringan bisnis

Seperti sudah banyak disebutkan di atas, sertifikasi ini adalah langkah awal untuk melebarkan sayap bisnis. Untuk yang serius ingin mengekspor ke negara lain, tentu akan mempermudah ketika nanti dimintai dokumen.

Selain itu, pemerintah juga memberikan fasilitas bagi setiap usaha yang memiliki potensi ekspor untuk mengurus HACCP. Jadi bisa dibilang akses terhadap izin ini tidak sulit sama sekali.

Berpartisipasi dalam peningkatan standar keamanan dan mutu pangan

Standar kemanan dan mutu pangan di Indonesia masih belum terlalu tinggi. Masih banyak produk makanan dan minuman yang tidak mendaftarkan diri ke dinas terkait. Dengan ikut dalam program HACCP, maka kamu selaku pelaku usaha akan turut meningkatkan standar keamanan dan mutu pangan.

Keterangan  yang wajib dicatat ketika menerapkan  hasil Sertifikasi HACCP

Untuk mendapatkan sertifikasi HACCP, maka ada beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika mengajukan:

  1. Judul dan  tanggal pencatatan
  2. Keterangan produk (penggolongan resiko bahaya)
  3. Karakteristik produk (penggolangan resiko bahaya)
  4. Bahan serta peralatan yang digunakan, termasuk: bahan  mentah, bahan  tambahan, bahan pengemas dan peralatan penting lainnya.
  5. Tahap/bagan alir proses, termasuk: penangan dan penyimpanan bahan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan produk dan distribusinya.
  6. Jenis bahaya pada setiap tahap
  7. CCP dan batas kritis yang telah ditetapkan
  8. Penyimpanan dari batas kritis
  9. Tindakan  koreksi/perbaikan yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan, dan karyawan/petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan koreksi/perbaikan.

Sistem Verifikasi HACCP Pelaku Usaha

Untuk menjaga agar permohonan sertifikasi HACCP dari pelaku usaha dengan hasil lapangan sinkron, maka perlu adanya tim yang memverifikasi kondisi langsung dengan tujuan:

  1. Memeriksa apakah program HACCP telah dilaksanakan sesuai dengan rancangan HACCP yang ditetapkan
  2. Untuk menjamin bahwa rancangan HACCP yang ditetapkan masih efektif dan benar. Hasil verifikasi dapat pula digunakan sebagai informasi tambahan dalam memberikan jaminan bahwa program HACCP telah terlaksana dengan baik.

Implementasi Sertifikasi HACCP

Jika sudah mendapat sertifikasi HACCP apakah hanya berhenti di situ saja? Jawabannya tentu saja tidak, karena sertifikasi perlu dilakukan secara keberlanjutan.

Komitmen Manajemen


Baik perusahaan maupun pelaku usaha harus mampu menerapkan sistem HACCP secara berkelanjutan dengan memastikan bahwa sumber daya manusia, sarana prasarana, bahan baku, hingga lingkungan mendukung penerapan sistem ini.

Pembentukan Tim HACCP

Untuk memastikan komitmen manajemen, maka perusahaan maupun pelaku usaha wajib memiliki tim HACCP.

Pelatihan Tim HACCP

Mereka yang masuk dalam  tim HACCP harus mendapat pelatihan, bisa dari tenaga ahli di dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.

Deskripsi Produk

Tim HACCP yang telah dibentuk harus mampu menggambarkan keseluruhan proses produksi pengolahan pangan yang berbasiskan sistem HACCP. Seluruh data informasi harus lengkap: mulai dari informasi nilai gizi, komposisi, hingga kedaluwarsa.

Identifikasi Pengguna/Konsumen

Tujuan penggunaan produk harus didasarkan pada konsumen atau pengguna akhir dari produk tersebut. Pada kasus, harus dipertimbangkan kelompok populasi/masyarakat beresiko tinggi.

Penyusunan bagan/diagram  alir proses

Diagram alir proses dibuat untuk menggambarkan tahapan proses produksi pangan. Fungsi diagram ini adalah menjadi pedoman bagi tim untuk menjaga proses yang terstandar.

Menguji dan memeriksa kembali diagram alir proses

Supaya pedoman tersebut tidak menimbulkan ‘celah’, maka tim HACCP harus memastikan bahwa diagram alir proses persis sama dengan alur produksi di perusahaan.

Menerapkan tujuh prinsip HACCP

Perusahaan yang telah menggunakan sistem HACCP diwajibkan untuk menerapkan prinsip ini:

  1. Membuat daftar baya yang mungkin yimbul dan cara pencegahan untuk mengendalikan bahaya.
  2. Menetapkan titik kendali kritis
  3. Menetapkan batas atau limit kritis untuk setiap titik kendali kritis.
  4. Membuat sistem/prosedur pemantauan untuk setiap titik kendali kritis
  5. Menetapkan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
  6. Melaksanakan prosedur verifikasi untuk membuktikan bahwa sistem HACCP berjalan dengan baik dan benar.
  7. Membuat catatan dan dokumentasi. Catatan data yang praktis dan teliti merupakan hal penting dalam penerapan HACCP.

Nah di atas adalah manfaat serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan mendaftaran usaha pada HACCP. Perlu dipahami juga bahwa sertifikasi HACCP adalah sistem yang berkelanjutan. Maka sekali mendapat sertifikat, maka wajib hukumnya untuk proses produksi diteruskan dengan cara yang sama.

Yuk sebarkan artikel ini kepada teman-teman yang mau ekspor produk, supaya semakin teredukasi.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *