Plastik Beras 2.5 kg Permudah Umat Islam Untuk Kemas Beras Zakat!

Mendekati Hari Raya Idul Fitri, penjualan beras zakat fitrah kemasan terus mengalami peningkatan. Apalagi sekarang ini masyarakat lebih senang membeli beras zakat kemasan karena dinilai lebih praktis dan harganya juga masih terbilang ekonomis.

Sesuai dengan himbauan pemerintah beberapa waktu lalu, produsen beras mulai memproduksi beras zakat dengan ukuran plastik beras 2,5 kg dan 3 kg. Ternyata peminatnya lumayan banyak, setiap tahunnya para pembeli perseorangan maupun lembaga pemerintahan atau swasta memburu beras zakat kemasan untuk disalurkan kepada badan amil zakat.

Seperti contohnya pedagang beras di Bojonegoro, mereka bisa menjual lebih dari 8 ton beras zakat fitrah kemasan plastik 2,5 kg hanya dalam waktu dua pekan saja. Hal serupa juga dialami oleh pedagang beras di kecamatan Karangpacar yang seharinya bisa menjual 2 kuintal beras zakat kemasan plastik 3 kg, Dikutip dari Republika.co.id.

Peluang ini juga sempat dimanfaatkan Bulog pada tahun 2019 silam. Perum Bulog menyiapkan beras zakat kemasan dengan ukuran 2,5 kg dan 3 kg. Bulog sengaja mengeluarkan dua ukuran, karena ada sebagian masyarakat yang menggunakan ukuran 2,5 kg dan lainnya ada juga yang pakai ukuran 3 kg. Yang pasti hadirnya kemasan plastik beras 2,5 kg dan 3 kg ini diharapkan bisa memudahkan masyarakat yang ingin membayarkan zakat dengan ukuran beras yang dianjurkan syariat Islam.

Meski harga jual beras zakat kemasan lebih mahal jika dibandingkan dengan beras yang dibungkus plastik kresek polos, tapi nyatanya konsumen banyak yang tertarik membeli beras zakat kemasan. Sebab, selain tampilannya lebih menarik, kemasan plastik beras 2,5 kg atau plastik beras 3 kg terlihat lebih higienis. Ini yang menjadi nilai tambah di mata konsumen, sehingga plastik beras zakat dengan berbagai desain pun kini sudah mulai banyak digunakan produsen beras di pasaran.

Selain bisa menambah nilai jual produk, kemasan plastik beras zakat yang dicetak sablon dengan gambar masjid atau desain bernuansa lebaran, juga bisa menjadi daya pikat tersendiri di mata calon konsumen. Soalnya sejauh ini kemasan beras zakat kebutuhannya untuk disalurkan ke badan amil zakat atau penerima zakat. Jadi misal kemasannya cantik pakai plastik beras zakat dengan nuansa lebaran, bakal terlihat lebih bagus ketika diserahkan kepada penerima.

Keberhasilan penjualan beras zakat kemasan di Indonesia, tak hanya dipengaruhi oleh faktor desain plastik sablonnya saja. Karena Disamping memperhatikan desain kemasan beras zakat, para produsen beras juga perlu mengutamakan jenis material plastik beras zakat yang digunakan.

Jangan sampai desain plastik beras 2,5 kg atau 3 kg sudah bagus, tapi bahan plastiknya mudah sobek. Tentunya konsumen juga bakal berpikir ulang ketika hendak membeli produk, kalau kemasannya jebol atau rusak.

Biasanya plastik beras zakat yang paling banyak digunakan saat ini bahan HD dan plastik PP. Ukuran plastik beras 2,5 kg yang dipakai yaitu 23 cm x 33 cm dengan ketebalan 80 dan 100 micron. Selain tebal dan kuat, kemasan plastik beras 2,5 kg juga bisa dijahit atau dipres dengan mesin sealer. Ini yang paling banyak dipilih produsen saat ini untuk kemasan plastik beras zakat.

Beras Zakat Kemasan Jadi Solusi di Musim Pandemi

kemasan plastik beras 2,5 kgMeski ditengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, kewajiban umat muslim untuk membayarkan zakat fitrah jangan sampai terabaikan. Justru pembayaran zakat fitrah bisa disalurkan kepada orang-orang yang kesulitan ekonomi di musim pandemi. Namun, untuk mengurangi dampak penularan virus corona, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) coba menggandeng beberapa badan zakat nasional untuk mulai menggodog pembagian zakat berbasis wilayah.

Beberapa poin yang dirumuskan antara lain, para pengelola zakat dihimbau untuk meminimalisir pengumpulan zakat melalui kontak fisik, serta menghindari kerumunan saat pembagian zakat. Jika biasanya pembagian zakatĀ  dilakukan dengan cara membagikan kupon dan mengundang perkumpulan orang, untuk saat ini konsep pembagian zakat di musim pandemi dilayani melalui jemput dan antar zakat.

Tentu wacana ini memberikan angin segar bagi para produsen beras untuk mulai mempersiapkan beras zakat kemasan dalam jumlah besar. Pasalnya beras zakat yang dikemas dengan plastik beras 2,5 kg atau 3 kg dinilai lebih praktis untuk didistribusikan kepada calon penerima zakat. Peluang ini bisa dimanfaatkan produsen dan pengemas beras untuk mendapatkan tambahan untung dari bisnis beras kemasan zakat.

Apalagi kalau dikemas dengan plastik beras zakat yang sudah dicetak sablon, tampilannya pasti jadi semakin menarik. Inilah yang membuat banyak kalangan dari mulai perorangan, organinasi, ataupun parpol mulai berlomba-lomba memberikan bantuan sembako dengan kemasan plastik beras zakat ukuran 2,5 kg dan plastik kemasan beras 5 kg yang bergambar sablon. Selain itu, pengurus masjid dan panitia penerima zakat juga bisa dijadikan sasaran utama pemasaran beras zakat kemasan.

plastik beras zakat 2,5 kgMengingat pentingnya pembayaran zakat fitrah bagi kaum muslim, Pemerintah pun mulai mengawasi dengan ketat pemasaran beras zakat kemasan. Jangan sampai beras yang dipasarkan untuk zakat justru beras varieatas rendah, yang dikemas cantik sehingga bisa terlihat lebih menarik.

Untuk mengantisipasi adanya kecurangan ataupun peluang ajimumpung dari produsen beras yang menjual produknya melebihi harga ecer di pasaran, pemerintah mulai mengawasi dengan ketat harga jual beras zakat kemasan di tahun 2020 ini.

Seperti contohnya kebijakan yang telah diambil Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Pulau Morotai yang sengaja menentukan HET beras zakat kemasan tidak lebih dari Rp 14.000/ kg. Jadi beras zakat yang dikemas dengan plastik beras 2,5 kg dijual tidak lebih dari Rp 35.000 per kemasan.

Kendati saat ini ada ada berbagai macam jenis beras yang dikonversikan menjadi beras zakat kemasan. Tapi pemerintah Kabupaten Morotai menghimbau kapada seluruh masyarakat, bahwa beras yang dizakatkan adalah jenis beras yang biasa mereka konsumsi setiap harinya.

Hal ini dimaksudkan agar semua umat muslim di Morotai tidak keberatan untuk mengeluarkan zakat. Karena sebelum pemberitahuan ini disampaikan Kepala Disperindag Morotai, dipasaran beras kemasan bisa dijual sampai Rp 15.500/ kg. Harga itu terpaut cukup jauh dengan harga kemasan beras curah yang biasa dijual ecer di pasaran.

Melihat permintaan pasar beras zakat kemasan terus meningkat, kalian bisa lho memanfaatkan moment ini untuk mencoba bisnis beras kemasan zakat. Caranya mudah, tidak perlu menanam padi sendiri. Kamu bisa ambil beras dari suplier yang ada di sekitar lokasi rumahmu dan mengemasnya lagi dengan plastik beras 2,5 kg atau 3 kg yang sudah dicetak sablon.

Selain desain kemasan plastik beras zakat, yang perlu kalian perhatikan juga material plastik yang digunakan. Selain itu, ketajaman warna tinta sablon yang dihasilkan juga menentukan kualitas kemasan beras zakat. Semakin mencolok warna tinta kemasan beras sablon, maka semakin kuat juga daya tariknya di mata konsumen.

Jadi, apa kalian siap jadi pengusaha beras kemasan? Yuk, segera cetak kemasan beras zakat sablon lewat Dikemas.com, harganya bersahabat dan yang pasti desainnya bisa dibuatkan gratis oleh tim desainer Dikemas.com!

Untuk konsultasi desain atau pemesanan kemasan plastik beras zakat, langsung hubungi customer servis Dikemas.com melalui whatsapp : 0821-9938-9966.

Tinggalkan komentar