UMKM Tembus Ekspor: Coba Peluang Produk ini!

UMKM tembus ekspor bukan hal yang mustahil lagi. Pasalnya pemerintah saat ini memang menggalakan UMKM untuk naik kelas, salah satunya adalah dengan merambah pasar luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan fasilitasi yang ditawarkan pemerintah.

Pelaku usaha misalnya, bisa mendapatkan izin BPOM secara gratis lewat beberapa dinas seperti dinas perindustrian dan perdagangan, dinas koperasi dan UMKM, dan lain-lain. Bahkan kementerian koperasi dan UMKM juga menawarkan program pengurusan izin HACCP gratis.

Izin HACCP adalah standar pengolahan internasional yang harus dimiliki oleh pelaku usaha jika ingin ekspor ke negara-negara tertentu. Kenapa izin ini penting? Karena beberapa negara meminta setiap pangan yang masuk sudah lolos tes mutu dan kualitasnya dengan standar yang diakui secara global.

Namun sebelum masuk ke urusan izin, lebih baik menggali kembali potensi-potensi produk yang permintaannya tidak pernah turun dari luar negeri. Dengan mengetahui peluang produk, maka UMKM tembus ekspor bukan hal yang sulit lagi.

Tips UMKM Tembus Ekspor: Digitalisasi Usaha

Menurut kementerian ekonomi dan UKM, sektor ekspor belum digarap secara serius oleh pelaku usaha. Hal ini bisa jadi disebabkan karena tidak semua pelaku UMKM melakukan digitalisasi usaha.

Digitalisasi usaha adalah mengalihkan penjualan yang sebelumnya hanya berbasis offline, menjadi online. Penjualan online bisa diterapkan dengan penggunaan media sosial, marketplace, hingga membuat situs usaha sendiri.

Dalam kaitannya dengan ekspor, memiliki wadah digital seperti di atas akan memudahkan masyarakat-baik dalam negeri maupun luar negeri- untuk mengakses atau melihat produk yang dijual. Jadi digitalisasi sebenarnya justru memperluas peluang pasar dari pelaku UMKM.

Melakukan digitalisasi terhadap usaha yang dipunya adalah langkah awal untuk membuka peluang ekspor produk UMKM. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memulai bisnis dengan membuat akun media sosial.

3 Sektor UMKM Tembus Ekspor

Industri Makanan dan Minuman

Data dari kementerian perindustrian menunjukan bahwa sektor makanan dan minuman memiliki kontribusi besar dan konsisten dalam perekonomian negara. Bahkan di tengah pandemi, industri satu ini masih masih menduduki posisi tertinggi untuk nilai ekspor kelompok manufaktur.

Banyak UMKM tembus ekspor memang basis produknya adalah makanan dan minuman. Salah satu kisah sukses ekspor adalah Geprania, yang sudah merambah pasar Filipina dan Singapura.

Menurut data dari Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), dari Januari hingga Juli 2020, ada peningkatan permintaan ekspor makanan produk UMKM. Permintaan paling banyak adalah makanan yang menggunakan bahan lokal. Selain bisa jadi ciri khas, ekspor bahan lokal juga bisa meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat sendiri.

Namun industri ini juga menuntut tidak hanya soal rasa, tetapi juga visualisasi. Untuk kebutuhan ekspor, kemasan yang dibutuhkan bisa beragam. Misal, di beberapa negara sudah tidak memperbolehkan kemasan plastik, berarti pelaku usaha bisa menggunakan paper craft untuk kemasan, atau bahkan botol kaca.

Visualisasi kemasan tidak cukup hanya soal bahan, tetapi juga desain. Beberapa pembeli di luar yang berkunjung ke situs, medsos, atau marketplace anda, pasti terlebih dahulu fokus pada tampilan kemasan. Kemasan yang baik akan berpengaruh pada keputusan konsumen untuk membeli.

Industri Furnitur dan Kerajinan

Pernah mendengar UMKM tembus ekspor dengan  hasil kerajinan lokal? Ternyata furnitur dan kerajinan Indonesia mendapat banyak atensi dari beberapa negara. Hal ini menunjukan minat terhadap industri kriya sangat luar biasa.

Menurut data kementrian perindustrian, bidang industri furnitur memang mengalami lonjakan ekspor sejak 2019, beberapa UMKM menjadi penyumbang di bidang ini. Besarnya potensi industri ini berkaitkan dengan ketersediaan bahan baku yang banyak, mulai dari jenis kayu rotan hingga jati.

Nilai jual jati hingga rotan memang cenderung naik. Penggunaan bahan baku dari alam memang sedang naik trennya bahkan di luar negeri. Bahan baku dari Indonesia dianggap memiliki kualitas yang baik dan bermutu tinggi.

Meskipun di tengah pandemi, ekspor furnitur dan kerajinan dari Indonesia masih terus berjalan. Ada kenaikan permintaan mebel terutama dari Amerika. Indonesia memang memiliki potensi untuk menjadi pusat furnitur dunia dengan mengandalkan bahan baku utama berbasis rotan dan kayu solid. Biasanya pemerintah memberikan fasilitas pendampingan untuk usaha mebel sehingga lebih mudah masuk pasar internasional.

Pameran kerajinan di luar negeri bisa menjadi salah satu ujung tombak pengenalan produk furniture dan juga kriya. Di tengah situasi pandemi seperti ini, biasanya pameran bisa dilakukan dengan cara online.

UMKM Tembus Ekspor dengan Fesyen

Tidak hanya makanan dan minuman, industri kreatif juga ternyata memiliki potensi untuk masuk pasar internasional. Beberapa produk seperti sepatu lokal, kaos kaki, jilbab, kemeja hingga aksesoris kecil-kecil mendapat perhatian dari konsumen luar negeri. Produk potensial pertama adalah sepatu. Produksi sepatu lokal tidak jauh kualitasnya dengan merek-merek papan atas luar negeri. Unsur lokalitas yang disempatkan dalam sepatu, misal penggunaan motif batik, ternyata justru menarik banyak orang untuk membeli. 

Salah satu jenis fesyen yang punya prospek cerah kedua adalah busana muslim. Beberapa produk muslim lokal mampu tampil di pagelaran busana internasional di Amerika hingga Inggris. Ini menandakan bahwa ada kenaikan minat, hijab misalnya sudah masuk dalam mode global, jadi tidak hanya dipakai oleh mereka yang muslim saja. Bahkan saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia. Potensi inilah yang perlu dikembangkan.

Kain-kain lokal juga memiliki banyak peminat di luar negeri, sektor ini bisa dimaksimalkan lagi dengan pengadaan pameran. Bisa juga dengan mengadakan live shopping.

Nah, di atas adalah sektor-sektor yang sangat potensial untuk diekspor. Perlu dipahami bahwa produk ekspor memerlukan izin yang lengkap dan juga mutu serta kualitas yang baik. Oleh karena itu, ada beberapa tahapan sebelum memutuskan untuk ekspor. Misal, harus memiliki izin edar, kemasan menarik, memiliki izin HACCP, hingga tempat produksi yang berstandar.

Agar semakin naik kelas, UMKM juga perlu membuat rencana jangka panjang agar peluang pasar bisnisnya semakin lebar.

Tinggalkan komentar