5 Strategi Psikologi Harga Buat Naikin Penjualan Bisnis Kamu!

Dalam dunia binis, strategi psikologi harga itu penting banget. Hal ini ada kaitannya sama gimana membangkitkan emosi para calon konsumen untuk melakukan aksi atau pembelian. Di jurnal.id, beberapa pakar neuroscience berpendapat bahwa emosi merupakan unsur yang diperlukan dan paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pertimbangan-pertimbangan mulai dari bagaimana spesifikasi, fungsi, dan hal teknis lainnya akan dikalahkan oleh emosional seorang pembeli.

Bisa dibilang, lebih baik beri tahu calon konsumen bagaimana produk kamu itu akan membuat mereka merasa senang, nyaman, dan puas ketika mereka menggunakannya. Daripada memberi tahu calon konsumen betapa hebatnya produk kamu dengan menunjukkan fitur dan spesifikasinya. Ketika kita bisa membangkitkan emosional calon konsumen, mereka akan cenderung membentuk koneksi dengan brand kita. Pastinya hal tersebut akan berujung pada peningkatan penjualan. Terus gimana caranya? Cara terbaik adalah menggunakan strategi psikologi harga.

Buat kamu yang punya bisnis, penting banget loh menerapkan strategi psikologi harga biar produk yang kamu tawarkan laku terjual. Kayak yang udah tertulis di atas, strategi ini bakal lebih efektif untuk menghasilkan penjualan. Nah, biar penjualan bisnis kamu makin banyak, yuk coba kenali beberapa strategi psikologi harga berikut ini!

Price Anchoring

Mungkin kamu udah tahu kalau cara terbaik yang dilakukan untuk menjual produk seharga Rp4.000.000 adalah menempatkan produk tersebut di sebelah produk seharga Rp 3.000.000. Teknik ini disebut anchoring, yaitu kecenderungan untuk menangkap dan menggunakan informasi pertama ketika melakukan pembelian. 

Kita ambil contoh, ada laptop merek A tipe 1 harganya adalah Rp4.000.000 dan laptop merek A tipe 2 harganya Rp3.000.000. Dari spesifikasi produk keduanya hampir sama, yang membedakan adalah pada bagian lebar layar, prosesor, dan juga ram. Dari selisih harga yang relatif sedikit, maka orang akan lebih banyak membeli yang tipe 1. Pertimbangannya layar lebih lebar, prosesor lebih bagus dan ram lebih besar.

Dikutip dari midtrans.com, dalam sebuah studi evaluasi price anchoring, peneliti meminta sekelompok mahasiswa sarjana dan ahli real-estate untuk memperkirakan nilai dari dua sampel rumah. Satu rumah memiliki harga yang normal dan rumah lain memiliki harga yang sebenarnya dimahalkan dari estimasi normal. Hasilnya adalah sebagian besar memilih harga rumah yang lebih mahal dibandingkan dengan yang normal.

Jadi strategi psikologi harga price anchoring sama dengan menempatkan produk atau layanan premium di dekat pilihan standar yang bisa membantu menciptakan kesan value produk yang lebih jelas bagi konsumen potensial. Di mana, mereka akan melihat pilihan yang lebih murah sebagai pengganti atau pilihan kedua.

Strategi Psikologi Harga Resiprokal

Strategi psikologi harga resiprokal akan bekerja ketika seseorang memberi kita sesuatu, secara sadar atau tidak sadar kita merasa terdorong untuk mengembalikan sesuatu kepada mereka. Coba deh kita amati, pernahkah kamu ditawari sampel produk gratis ketika pergi ke mall dan merasa berkewajiban untuk membeli produk itu setelah menerima sampel gratis? Itu adalah contoh pengaplikasian dari strategi resiprokal.

Kamu juga bisa menerapkan strategi resiprokal untuk meningkatkan penjualan. Misalnya kalau bisnis kamu berupa produk jasa yang diakses secara online, kamu bisa menawarkan kepada calon pembeli berupa akses yang bersifat trial secara gratis. Setelah mereka menerima dan merasa cocok dengan produk trial yang kamu berikan, mereka akan cenderung langsung membeli produk full version.

Selain itu, kamu juga bisa menawarkan hadiah gratis kepada pembeli ketika mereka melakukan pembelian terhadap suatu produk yang kamu tawarkan. Orang-orang akan dengan senang hati mendapatkan hadiah gratis dan mereka akan membalasnya dengan menjadi pembeli bahkan pelanggan loyal.

FOMO Effect

Ciptakan kesan takut ketinggalan kepada target konsumen kamu. Istilahnya adalah Fear Of Missing Out (FOMO), yang merupakan ungkapan populer dalam budaya konsumsi sekarang ini. Contohnya kita merujuk ke orang-orang yang tidak bisa berhenti melihat atau up to date dengan  informasi smartphone terbaru karena mereka takut ketinggalan informasi akan hal tersebut. Nah kondisi ini pada dasarnya bisa kamu manfaatkan untuk bisnis kamu supaya target konsumen lebih banyak yang melakukan pembelian.

Salah satu penerapan FOMO untuk bisnis kamu adalah dengan menggunakan pemilihan kata “Edisi Terbatas” “Jangan Lewatkan””Hari Terakhir” “Tinggal 3 Hari Lagi” atau kata lain yang menimbulkan efek urgensi ke pada audiens supaya merka segera melakukan pembelian.

Strategi FOMO ini bertujuan untuk memberitahukan pada target konsumen bahwa kamu hanya memiliki jumlah produk yang terbatas. Selain itu membuat kesan darurat penjualan suatu produk hanya dalam jangka waktu satu hari. Kamu bisa meyakinkan konsumen bahwa waktu yang tepat untuk membeli produk kamu adalah sekarang, saat ini juga. Cobalah buat kampanye Flash Sale atau tawarkan kupon diskon untuk waktu yang terbatas. Kalau sasaran pasarnya tepat, maka orang-orang akan langsung mengambil tindakan dengan membeli barang tersebut karena tidak ingin terlewatkan.

Product Bundling

Dikutip dari jurnal.id, ada sebuah studi yang dilakukan di Universitas Stanford tahun 2007 menemukan bahwa harga yang dipatok mahal akan membuat seseorang merasakan ‘efek sakit’ ketika mereka membeli. Kemudian untuk mengurangi efek tersebut diciptakanlah teknik bundling. Teknik ini merupakan strategi psikologi harga untuk mengurangi rasa sakit dengan membeli item bersamaan dalam satu paket.

Jadi, product bundling ini merupakan suatu strategi pemasaran produk di mana produk dikelompokkan bersama menjadi dua atau lebih dalam satu kemasan penjualan dengan satu harga. Melalui teknik ini, harga akan menjadi lebih ekonomis atau murah dari total harga kemasan tiap itemnya. Strategi bundling dapat kita lakukan juga kepada setiap produk yang kurang laku. Bisa juga untuk produk baru yang masih dan kurang dikenal serta diminati oleh konsumen.

Strategi Psikologi Harga Decoy Effect

Istilah decoy effect yang cukup populer dalam dunia pemasaan yang berarti pancingan pada nilai yang tidak berharga. Kita ambil saja contohnya ketika akan menonton film di bioskop, kamu diberikan dua pilihan produk kopi yaitu kopi kemasan cup kecil dengan harga Rp55.000 dan kopi kemasan cup besar seharga Rp100.000. Banyak orang yang akan memilih kopi kemasan cup kecil. Hal ini dikarenakan orang akan berpikiran bahwa mereka gak  begitu membutuhkan kopi kemasan cup besar karena membeli kopi kemasan cup kecil aja udah cukup.

Tapi ketika terjadi perubahan variasi produk, misalnya kopi kemasan cup kecil seharga Rp55.000, kopi kemasan cup medium seharga Rp.85.000 dan yang besar Rp100.000, maka manakah yang terlihat menarik? Di dalam kasus ini, ternyata banyak orang yang lebih menginginkan kopi kemasan cup besar karena perbedaan antara kopi kemasan cup berukuran medium dan besar hanya Rp15.000 saja. Inilah yang dimaksud dengan decoy effect.

Selain harus paham soal strategi psikologi harga, kamu juga harus paham dengan betul gimana menampilkan suatu produk dengan semenarik mungkin. Psikologi harga ini gak akan bekerja kalau tampilan produk kamu itu gak menarik. Kalau soal tampilan produk, unsur yang terpenting adalah kemasannya.

Nah, urusan kemasan produk yang super menarik, berkualitas, dan harganya terjangkau percayakan dengan diKemas.com!

Yuk konsultasikan kemasan produk yang kamu butuhkan dengan klik kolom Konsultasi (WA) di bawah ini!

Tinggalkan komentar