Rencana Pemerintah yang akan memberlakukan harga murah untuk beberapa produk bahan pokok, agaknya mendapat sorotan serius dari para pelaku industri. Bahkan baru-baru ini produsen minyak goreng meminta kepada pelaku usaha ritel modern untuk menyederhanakan proses administrasi bagi produk minyak goreng curah kemasan sederhana.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menilai pemenuhan pasokan minyak goreng murah yang dikemas sederhana saat ini mendesak. Hal itu sesuai dengan penetapan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Banyak produsen yang mengeluh karena proses administrasi padahal kan ini program emergency,” kata Sahat kepada Bisnis, Kamis (25/5/17).
Baca Juga Artikel Ini :
Kondisi itu, sambungnya, membuat GIMNI menyarankan kepada produsen untuk melakukan operasi pasar. Harga yang digunakan mengacu kepada ketetapan HET di ritel modern.
“Jadi lebih efektif karena langsung mengurus sendiri,” imbuhnya.
Dia mengklaim dari segi ketersediaan pasokan para produsen tak memiliki masalah. Pasalnya, jumlah yang harus disediakan untuk minyak goreng murah yang dikemas sederhana di ritel modern sangat kecil.
“Kita (produsen) menggelontorkan 340.000 ton minyak curah ke pasar tradisional. Kalau 11.000 ton (kebutuhan ritel modern) apa artinya?,” jelas Sahat.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan HET untuk tiga komoditas yakni gula, beras, dan daging beku untuk penjualan di ritel modern. Harga yang dipatok untuk minyak goreng curah kemasan sederhana adalah Rp11.000,- per liter.
SUMBER